Manajemen Operasional

Definisi dan Sejarah manajemen Operasional
oleh: Brigita Lahutung

A. Definisi Manajemen Operasional

 Manajemen operasi bertanggung jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi. Manajer operasi membuat keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan.
 Operasi (Operations) : Suatu fungsi atau sistem yang merubah input menjadi output dengan nilai terbesar . Manajemen Operasi (Operation Management) : : Disain dan operasi sistem produktif yang berupa suatu system dalam proses input menjadi output.
 Manajemen operasi didefinisikan sebagai perancangan dan pengoperasian sistem produktif (systems for getting work done). Sistem produktif yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui proses transformasi dan kombinasi dari input, menjadi output dan outcomes. Proses transformasi dan kombinasi ini melibatkan berbagai macam sumberdaya, antara lain modal, mesin, material, pekerja, teknologi, dan informasi. Sementara itu, sistem adalah susunan dari komponen-komponen yang saling tergantung didisain untuk mencapai tujuan.
 Manajemen operasi adalah suatu area dari bisnis terkait dengan produksi dari barang-barang dan jasa, dan melibatkan tanggung jawab dari memastikan bahwa operasi bisnis adalah efisien dalam kaitan dengan penggunaan yang sama antara sumber daya dan efektif dalam kaitan dengan bertemu persyaratan pelanggan. Itu mempunyai kaitan dengan memanage memproses masukan orang bertobat itu ( di format dari bahan-bahan, tenaga kerja dan energi) ke dalam keluaran ( dalam wujud barang-barang dan jasa).
 Manajemen Operasi adalah “Salah satu fungsi manajemen yang membuat rencana dan melakukan pengendalian sistem produksi serta kegiatan sistem interface dengan fungsi lain di dalam organisasi dan lingkungan organisasi”. Jadi, secara tidak langsung keyword untuk manajemen operasi ini adalah Decision Making terutama dalam bidang Proses, kualitas, kapasitas dan persediaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Operasional adalah studi tentang pengambilan keputusan oleh manajer operasional dalam fungsi operasi yang berupa suatu proses transformasi barang dan jasa, meliputi input dan output.

B. Sejarah Perkembangan Manajemen Operasional

Secara singkat, sejarah perkembangan Manajemen Operasional dapat dilihat dalam tabel berikut:
ERA PERIODE
Revolusi Industri
Manajemen Ilmiah
Hubungan Antar Manusia
Ilmu Manajemen
Masa Revolusi Kualitas
Masa Abad Informasi
Masa Globalisasi 1769-1790
1911-1913
1930-1960-an
1947-1960-an
1870-1990-an
1970-an-1990-an
1990-an

Usaha-usaha produktif telah dimulai sejak peradaban manusia mulai dikenal. Pada masa-masa itu, sektor produksi masih bersifat kerajinan tangan (handicraft era) sampai pada masa revolusi industri pada tahun 1.800-an. Beberapa kejadian penting pada masa tersebut adalah sebagai berikut.
1. 1769, penemuan mesin uap oleh James Watt.
2. Perang revolusi (1776) dan lahirnya konstitusi AS (1789) yang mendorong
perdagangan dan investasi modal dengan memberikan perlindungan terhadap hak
kepemilikan pribadi.
3. Adam Smith (1776) mencetuskan apa yang disebutnya dengan istilah “division of
labor”, termasuk juga program pengembangan ketrampilan pekerja, penghematan waktu,
dan penggunaan mesin-mesin yang single-purpose.
Setelah ini, konsep spesialisasi dan pembagian kerja mulai diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap perkembangan selanjutnya, konsep ini dilengkapi oleh Charles Babbage dengan metode analisis kerja secara ekonomis dan pemberian kompensasi yang didasarkan oleh prestasi kerja.
Tahun 1.800-an, ketika terjadi perang sipil (utara-selatan) di Amerika Serikat –masa pemerintahan presiden Abraham Lincoln– terjadi perubahan besar-besaran di sektor industri, antara lain. Pengakuan perusahaan sebagai persons under the law dan diluncurkannya Undang-Undang Anti-trust untuk mengantisipasi kemungkinan kolusi di antara perusahaan-perusahaan besar sehingga tidak menjadi semacam praktek monopolistic enterprises.
Penemuan lampu listrik (1.900-an) oleh Thomas Alfa Edison, menjadi pemicu semakin membanjirnya suplai listrik bagi industri-industri di AS.Pada waktu itu, F.W. Taylor bekerja di perusahaan industri baja dan secara kebetulan menduduki jabatan yang memungkinkan untuk melakukan eksperimen atas beberapa gagasan. Taylor, menemukan berbagai macam ketidak-efisienan yang terjadi di perusahaan. Gagasan atas eksperimen yang dilakukannya didasarkan pada filosofi bahwa “pendekatan manajemen secara ilmiah dapat meningkat-kan efisiensi tenaga kerja”.
Berkaitan dengan filsafat ini, langkah-langkah efisiensi yang direkomendasikannya adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dari masing-masing elemen kerja dan kemudian mengembangkan
suatu prosedur kerja standar yang harus diikuti oleh pekerja.
2. Melakukan pemilihan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan pekerja secara
ilmiah.
3. Meningkatkan kerja sama antara manajemen dengan pekerja.
4. Membagi secara jelas batas pekerjaan antara manajemen dan pekerja.
Gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh taylor ini membuat ia mendapat gelar sebagai “father of scientific management”, dan zaman ini biasanya dikenal dengan istilah era manaje-men ilmiah. Gagasan-gagasan Taylor membuat perusahaan menjadi semakin berorientasi pada produksi dan berakibat pada terjadinya over-production. Kondisi ini memaksa sektor industri “back to the basic”, yaitu mencari keseimbangan kembali antara produksi dan pemasaran misalnya. Keseimbangan ini kemudian dilakukan dengan apa yang disebut dengan operation research yaitu tekhnik-tekhnik kuantitatif yang secara sistematis (nelalui metode matematis dan/atau statistik) untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul..
Perkembangan dunia usaha membuat masalah-masalah yang timbul semakin complicated. Kerumitan ini mengakibatkan tekhnik-tekhnik riset operasi –yang semula hanya dilakukan secara manual– harus dioperasikan dengan menggunakan peralatan pendukung. Pada masa inilah, komputer sebagai data-base dan alat analisis mulai diperkenalkan.
Era digunakan tekhnik-tekhnik operation research secara manual untuk penyelesaian masalah dikenal dengan era operation research, sementara era pada waktu dimulainya peng-gunaan komputer merupakan era kontribusi perusahaan (Du Pont, IT & T, General Electrics untuk menyebutkan beberapa contoh).
Dalam pembahasan berikut sejarah manajemen operasi tidak diuraikan menurut istilah kronologis yang kaku, tetapi menurut aliran-aliran utama. Dengan dasar ini, ada tujuh aliran utama yang memberikan sumbangan terhadap perkembangan bidang manajemen operasi.
 Pembagian Kerja.
Pembagian kerja (division of labor) didasarkan atas konsep yang sangat sederhana. Spesialisasi tenaga kerja (specialization of labor) untuk suatu tugas tunggal dapat menghasilkan produktivitas dan efisiensi lebih besar dibanding banyak tugas untuk seorang pekerja. Konsep ini sudah dikenal oleh plato pada 400 tahun sebelum masehi. Plato mengatakan bahwa : “Seseorang yang mengerjakan tugas yang terbatas (misal: penjahit sepatu) harus ahli pada bidangnya.” Bangsa Yunani kuno juga mengenal konsep pembagian kerja ini ketika mereka menugaskan beberapa pekerja untuk tidak mengerjakan pekerjaan lain kecuali mengasah batu pahat.
Ahli ekonomi pertama yang membicarakan konsep pembagian kerja ini adalah Adam Smith, dalam bukunya yang terkenal ‘Wealth of nations’ (1776). Smith menyatakan bahwa spesialisasi tenaga kerja akan meningkatkan keluaran disebabkan oleh tiga faktor :
1) peningkatan ketrampilan para pekerja,
2) penghematan waktu kerja karena pertukaran pekerjaan, dan
3) penambahan peralatan dan mesin.
Kemudian, pada tahun 1832, Charles Babbage mengembangkan gagasan ini dengan studinya pada pembuatan peniti. Babbage menyatakan bahwa spesialisasi tenaga kerja tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk membayar upah hanya untuk ketrampilan khusus yang diperlukan. Walaupun pembagian kerja telah diterapkan secara luas, konsep ini perlu ditinjau kembali karena dampaknya pada moral tenaga kerja, perputaran tenaga kerja, kebosanan kerja, dan prestasi kerja.
Pembakuan Bagian. Bagian dibakukan sehingga mereka dapat dipertukarkan. Menurut Chase dan Aquilano, pembakuan sudah dipraktekkan di Venesia, dimana kemudi kapal perang dibuat untuk dapat dipertukarkan. Hal ini memberikan kegunaan yang besar. Ketika kemudi rusak dalam peperangan Eli Whitney menggunakan bagian-bagian yang dapat dipertukarkan pada pembuatan senjata api. Dahulu, bagian dari senjata api dan bahkan amunisi dibuat secara khusus untuk setiap senjata. Ketika Henry Ford memperkenalkan konsep lini perakitan mobil berjalan (Moving automobile assembly line) pada tahun 1913. Konsepnya memerlukan pembakuan bagian seperti spesialisasi tenaga kerja. Gagasan tentang pembakuan bagian sekarang ini sudah melekat pada lingkungan masyarakat kita, dan kita tidak dapat berhenti untuk memikirkan hal tersebut.
 Revolusi Industri.
Revolusi industri pada dasarnya merupakan pertukaran tenaga Manusia dengan tenaga mesin. James Watt memberikan sumbangan yang besar terhadap revolusi industri ini dengan penemuan mesin uapnya pada tahun 1764, yang merupakan sumber utama tenaga mesin penggerak untuk pertanian dan pabrik-pabrik. Revolusi industri dikembangkan lebih lanjut pada akhir tahun 1800-an dengan pengembangan bahan bakar mesin dan listrik. Pada awal abad itu, konsep produksi masal telah dikembangkan tetapi tidak digunakan secara luas sampai perang dunia I, ketika pennintaan akan produksi meningkat dengan pesat pada industri Amerika. Abad pemasaran dan produksi masal telah dilanjutkan dengan penekanan pada otomasi dan volume produksi yang berskala besar. Bagaimanapun juga, masyarakat kita telah mulai memasuki masa pasca industri, yang ditandai dengan pergeseran ke sektor ekonomi jasa dan perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam dan sosial.
 Studi ilmiah tentang kerja.
Studi ilmiah tentang kerja didasarkan pada gagasan bahwa metode ilmiah dapat dipakai untuk mempelajari kerja sebagai suatu sistem fisik maupun alamiah. Gagasan ini bertujuan untuk menemukan metode terbaik tentang kerja dengan menggunakan pendekatan ilmiah berikut ini:
1) Pengamatan metode kerja mat ini,
2) pengembangan metode yang diperbaharui melalui analisis dan pengukuran ilmiah
3) pelatihan tenaga kerja dengan metode yang baru dan,
4) melanjutkan umpan balik dan manajemen proses kerja.
Gagasan studi ilmiah tentang kerja ini pertama kali dikembangkan oleh Frederick Taylor pada tahun 1911 dan kemudian diperbaharui oleh Frank dan Lilian Gilberth pada awal tahun 1900-an. Studi ilmiah tentang kerja muncul karena tekanan dari serikat buruh, tenaga kerja, dan akademikus. Pada beberapa kasus, tekanan ini dapat dibenarkan karena kesalahan penerapan pendekatan oleh manajemen. Namun demikian, dasar-dasar manajemen ilmiah masih tetap dapat diterapkan pada dunia. bisnis sekarang dengan mengenali interaksi antara lingkungan kerja sosial dan teknik.
 Hubungan Manusia.
Pendekatan hubungan manusia menekankan pentingnya motivasi dan unsur manusia dalam rancangan kerja. Elton Mayo dan kawan¬kawan mengembangkan garis pernikiran. ini pada tahun 1930-an di Western Electric, yang lebih dikenal dengan pencobaan Hawthorne. Studi Hawthorne ini menunjukkan bahwa motivasi pekerja merupakan unsur yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas, tanpa mengabaikan lingkungan kerja fisik dan teknik. Pemikiran aliran hubungan manusia menekankan pentingnya pengayaan kerja (Job enrichment), sekarang ini dikenal sebagai metode untuk lebih “memanusiawikan tempat kerja” selain meningkatkan produktivitas.
 Model Keputusan.
Model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu sistem yang produktif dalam bentuk matematik. Sebuah model keputusan dinyatakan dalam bentuk pengukuran prestasi, kendala, dan variabel keputusan. Kegunaan dari model seperti ini adalah untuk mencari nilai yang optimal dari variabel keputusan yang akan meningkatkan prestasi sistem dengan kendala yang ada. Model ini dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu penggunaan pertama pendekatan ini terjadi pada tahun 1915, ketika F.W. Harris mengembangkan suatu rumus kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity) untuk manajemen persediaan. Pada tahun 1931, Shewhart mengembangkan model keputusan kuantitatif untuk digunakan dalam pengendalian kualitas kerja secara statistik (Statistical Quality Control Work). Pada tahun 1947, George Dantzing mengembangkan metode simpleks pemrograman linear, yang memungkinkan cara pemecahan seluruh masalah model matematika. Pada tahun 1950-an, pengembangan model simulasi komputer memberikan sumbangan yang besar untuk mempelajari dan menganalisis operasi. Sejak tahun 1950-an, penggunaan berbagai model keputusan pada operasi telah berkembang secara meluas.
 Komputer.
Penggunaan komputer secara dramatis telah mengubah bidang manajemen operasi sejak komputer diperkenalkan pertama kali dalam bisnis pada tahun 1950-an. Hampir semua operasi manufaktur saat ini menggunakan komputer untuk mengelola persediaan, penjadwalan produksi, pengendalian kualitas, manufaktur berbantuan komputer dan sistem pembiayaan. Selain itu, komputer digunakan secara meluas pada otomasi perkantoran, dan juga pada semua jenis operasi jasa. Sekarang ini penggunaan komputer secara efektif merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang manajemen operasi.
Sumbangan-sumbangan terhadap manajemen operasi di atas masih tetap dapat diterapkan pada manajemen operasi yang modem, walaupun kadang-kadang dalam bentuk yang telah diperbaiki.
(Brigita Lahutung, 07301541, Manajemen Keuangan)

SUMBER:

http://febri.mylivepage.com/wiki/721/413_MANAJEMEN_OPERASI
http://feunlam.blogspot.com/2008/12/sejarah-perkembangan-teknologi-dan.html
http://repository.binus.ac.id/maincourse/KA47454264.1.Pendahuluan,_Strategi_Operasi_
http://herry.110mb.com/mop.html
http://www.unja.ac.id/fe/images/silabusjurusanmanajemen.pdf
http://id-id.facebook.com/notes/httpfansbukublogspotcom/pengantar-manajemen-operasi-pengertian/126878227342874
http://fxsutono.blogspot.com/2009/07/manajemen-operasi.html
http://e-je.blogspot.com/2009/01/manajemen-operasi.html

Leave a comment